Kamis, 09 Februari 2012

17 Desember 2011

Hari itu, Sabtu 17 Desember 2011 keluargaku sedang amat sangat sibuk sekali mempersiapkan segala sesuatu. Dari mulai makanan, minuman dan ruangan serta banyak hal. Yah, hari itu, keluarga pacarku datang dari Bandung. Niatnya adalah melamar anak gadis ibuku yang tertua. Yakni, AKU.

Kesibukan sudah mulai terlihat sejak seminggu sebelum acara dimulai, padahal, status pemberitahuan  untuk pelaksanaan acara lamaran itu baru dikonfirmasikan oleh pacarku pada 2 minggu sebelum tanggal 17 itu. Subhanalloh, begitu cepat dan lebih terkesan dadakan. Alasannya, karena dia ingin segera memilikiku seutuhnya untuk menjadi calon pendamping hidupnya. Alasan yang cukup romantis bagiku.

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, kondisi rumah makin ramai. Saudara-saudara mulai berdatanga. Para bapak-bapak duduk di ruang tamu, lesehan di karpet yang sudah kami persiapkan. Sementara Ibu-ibunya, langsung menuju bagian belakang rumah. Yah, mereka menuju ke dapur, membantu Mbak Yu ku yang sedang sibuk mempersiapkan jamuan makan.

Jam 9.30 (kurang lebihnya) , pria yang waktu itu masih berstatus sebagai pacarku memberitahu keberangkatannya dari Hotel di Sokaraja. Aku segera bergegas memberi tahu seisi rumah. Oom Dony, suami tanteku langsung mendaftar menjadi juru jemput. Oke lah, semua segera bersiap diri.

Kurang lebih pukul 10.00 (lebih deh kayaknya), rombongan peminang datang. Kami semua keluar dari dalam rumah, menyambut kedatangan mereka. Awalnya, ibu dan nenekku tersenyum. Namun, begitu pada rombongan keluar dari mobil dan pacarku terlihat, ibu dan nenekku langsung menangis terharu. Kenapa? Mereka bilang sih karena benar-benar terharu. Di saat yang seperti ini, kondisiku sudah tidak mempunyai ayah. Yah, Ayahku meninggal sekitar 3 tahun yang lalu, pada saat aku masih kelas 1 STM.

Akhirnya rombongan peminang memasuki rumah, mereka dan semua anggota keluargaku duduk bersama, lesehan di ruang tamu rumahku yang memang tidak luas. Sekitar 15 orang keluarga pacarku dan 15 orang keluargaku berkumpul.

Pak Dhe ku memulai membuka dan memberi sambutan kedatangan untuk keluarga Pacarku. Kemudian, keluarga pacarku yang di juru bicarai oleh Oom nya Pacarku mulai mengungkapkan perihal maksud kedatangan mereka. Awalnya memang hanya melamar, tetapi akhirnya. Karena jarah kami berdua yang berdekatan sementara jarak kami berdua sama-sama jauh dari orang tua, akhirnya keluarga sepakat untuk langsung men-ijab-kan kami.

Acara ijab berlangsung dengan suasana yang bisa dibilang biasa saja. Kenapa? karena memang dadakan sekali. Kami di-ijab-kan oleh Pak Lek ku sendiri yang memang bertugas sebagai wali, dan Pak Dhe ku yang memang kyai. Di-saksi-kan oleh 3 orang bapak perwakilan RT dan tetangga dan beberapa anggota keluargaku dan keluarga pacarku.

Tak ku sangka dan tak ku duga. Hari itu juga, kami resmi menjadi sepasang suami-istri. Senang, gembira, lega dan deg-degan. Alhamdulillah sampai hari ini semua berjalan dengan lancar. Dan sudah di-planing-kan oleh kedua belah pihak keluarga kami, pengesahan pernikahan kami di KUA dan perayaannya akan dilaksanakan pada bulan Juli nanti. Selang cukup lama memang, dan itu memang sesuai dengan planing kami sebelum acara ini.

Memang, kalau sudah jodoh, ada saja jalan menuju kepadanya. Alloh memang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Subhanalloh ♥